Jakarta, LiputanNusa.id – Penunjukan CEO baru dilakukan PT Buana Resources Capital (BRC) selaku pemegang 49 persen saham di PT Benuo Taka Wailawi, baru-baru ini.
Selain itu usulan pergantian Direktur PT Benuo Taka Wailawi (BTW) muncul dari Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) selaku pemegang saham 51%. Hal tersebut dilakukan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS)
Menurut Edward Kabes, Direktur Utama PT Buana Resources Capital, mengusulkan proposal investasi jutaan dolar untuk meningkatkan produksi gas di PT. Benuo Taka Wailawi, “rencana kami mencakup berbagai proyek, seperti perbaikan sumur gas yang ada dan pengembangan kilang LNG skala kecil yang akan memastikan bahwa output gas dari wilayah tersebut dimaksimalkan, yang mengarah pada peningkatan produksi gas alam secara keseluruhan sumber daya” ujar Edward Kabes , Dirut PT. BRC dan juga mantan Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Papua Barat, PT Papua Doberai Mandiri (Padoma).
Edward merupakan sosok yang dikenal sebagai seorang yang idealis dan lantang memperjuangkan sebuah investasi menuju kesejahteraan. Jabatannya sebagai Dirut PT. Buana Resources Capital didapat setelah Mulyono Banukarso mengundurkan diri dan ditetapkan berdasarkan Akta Notaris No. 19 tanggal 13 Maret 2023 di bawah Notaris Irwan Utama Hidayat M.KN., SH, yang disahkan Kemenkumham Nomor: AHU-AH.01.09-0101263 tanggal 16 Maret 2023.
Lebih lanjut dijelaskannya, bahwa nilai investasi untuk memulai produksi mencapai US$22,5 juta atau setara dengan Rp. 347 miliar, proposal tersebut menguraikan pengembangan lapangan gas Wailawi secara signifikan mempengaruhi produksi gas dari produksi saat ini 2 MMSCFD menjadi 7 MMSCFD dan pengembalian investasi yang positif dalam lima tahun ke depan, ungkap Edward.
Usulan Edward merupakan jawaban atas persoalan ini dan bertujuan untuk memberikan dukungan finansial bagi modernisasi pengembangan lapangan gas di Wailawi, mengingat Benuo Taka Wailawi, kontraktor bagi hasil SKK Migas di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur memiliki cadangan gas terbukti sebesar 55,8 BCF, namun produksi dalam beberapa tahun terakhir terhambat karena salah urus, olehnya itu sementara menunggu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) agar dapat dibahas penyelesaian hutang dan juga membahas investasi, jelasnya.
“kata Edward, kami hadir untuk memberikan dukungan hidup bagi perusahaan yang memiliki potensi besar, dan kami akan mulai dengan mengambil setiap langkah dan tindakan untuk memulihkan perusahaan, jelas dia.