Tangerang BSD, LiputanNusa.id-Photovoltaic & Storage (PVS) ASEAN 2023 merupakan salah satu pameran yang menjadi ajang kolaborasi bisnis industri tenaga surya di Indonesia.

Acara yang digelar di ICE BSD selama 3 hari (14-16 November) diikuti 33 perusahaan. Para peserta tersebut menampilkan beragam produk inovatif terkini berupa independent and grid systems, solar charges, solar energy supplies for transportation, tracking systems, thermal storage, on- and off-grid storage, software, solar cells, solar thermal power plants, dan lain sebagainya.

“Pameran Photovoltaic & Storage (PVS) ASEAN 2023 pertama di Indonesia ini merupakan pameran internasional, dimana perusahaan peserta pameran berasal dari China, Singapura, dan beberapa representatif di Indonesia,” jelas Yue Mi, President, Follow Me International Exhibition, Pte, Ltd.

Ditambahkan oleh Toerangga Putra, President Director, PT Adhouse Clarion Events, PVS ASEAN 2023 akan menampilkan rangkaian rantai pasok industri teknologi tenaga surya dan penyimpanan secara komprehensif, yang akan membantu mendorong transisi energi Indonesia menuju sumber daya yang lebih bersih dan terbarukan.

Mengenai target pengunjung, acara yang baru pertama kali digelar menargetkan pengunjung sebanyak 5.000 orang dari Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara dan sekitarnya.

“Bagi Anda distributor/suppier/retailer produk energi tenaga surya, perusahaan EPC, penghasil listrik independen (IPP), utilitas, kawasan industri, perusahaan energi, tambang, dan manufaktur, acara ini ditujukan untuk Anda! Karena Anda akan menemukan pengalaman, keahlian dan wawasan dari para ahli untuk menambah pengetahuan sekaligus membangun koneksi berharga yang dapat membantu dalam karir atau bisnis Anda,” jelas Toerangga Putra.

Mengenai kenapa Indonesia yang dipilih dalam penyelenggaraannya, Toerangga mengatakan, Indonesia merupakan negara yang paling prospektif untuk melakukan transisi energi surya karena memiliki sejumlah potensi menarik.

“Termasuk sumber daya surya yang melimpah, meningkatnya permintaan energi, dan dukungan pemerintah terhadap pengembangan energi terbarukan,” tambah Toerangga Putra.

Ia menambahkan, negara yang terletak di dekat garis khatulistiwa ini mempunyai iklim tropis menghasilkan sinar matahari melimpah sepanjang tahun.

“Hal ini menjadikannya lokasi yang ideal untuk pembangkit listrik tenaga surya, karena negara ini memiliki rata-rata penyinaran matahari sekitar 4,8 kWh/m2 per hari atau 112.000 GW per hari, lebih tinggi dari rata-rata global,” ujar Toerangga Putra menutup siaran persnya. (Tj.Foto:Tj/dok pribadi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *