Malra, LiputanNusa.id- Setiap orang yang melintasi jalur ini akan memandang dan mengetahui keberadaan Uskup Johannes Aertz yang sungguh mencintai tanah ini, bertahan sampai akhir hidupnya, untuk mendampingi umat yang dititipkan kepadanya.
Hal ini, disampaikan Pj Bupati Maluku Tenggara, Drs Jasmono, M, Si pada sambutannya saat menghadiri Peletakan batu pertama pembangunan tugu peringatan Monsiyur Joahanes Aertz di Ohoi Kolser, Kamis 02/05/2024.
Menurut Pj Bupati, Kisah pengorbanan Mosinyur bersama kawan-kawan, meninggalkan suatu cerita yang sangat menyentuh dan menjadi daya tarik tersendiri bagi khalayak umum.
Jasmono menjelaskan, sejalan dengan agenda pembangunan pariwisata di Kabupaten Maluku Tenggara, maka cerita-cerita sejarah yang berkaitan dengan penyebaran agama, turut menjadi obyek dan daya tarik wisata yang perlu kita kembangkan.
Tambahnya juga, dimana salah satu jenis wisata yang kita kembangkan adalah Wisata Religi dan kisah-kisah pengorbanan, para Misionaris, para Pendeta dan termasuk para Habib, yang menyebarkan agama di Kepulauan Kei sudah seharusnya dapat didorong untuk menarik wisatawan.
“Terutama wisatawan mancanegara yang memiliki hubungan kedekatan dari sisi negara asal, maupun budaya. Olehnya itu,pembangunan monumen Monsinyur Johannes Aertz ini diharapkan menjadi salah satu destinasi wisata religi yang dikembangkan,”ujar Jasmono.
Salah satu kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Maluku Tenggara adalah penataan Kota Langgur, di mana dengan pembangunan monument ini, yang berada di wilayah Kota Langgur serta tepat berada di jalur pariwisata daerah, akan semakin menambah warna dan keindahan Kota Langgur.
Jelas Jasmono, yang harus sama-sama kita perhatikan, adalah bagaimana asset-aset dan fasilitas umum di Kota Langgur, berupa bangunan, fasilitas penerangan jalan, monument, taman dan tanaman, landmark dan lain sebagainya, untuk dapat dijaga keberlanjutannya, mengawasi agar fasilitas yang sudah dibangun, ditata untuk keindahan, serta untuk menunjang fungsi kota, tidak dirusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Mengakhirinya, Jasmono menekankan keindahan kota yang didukung dengan fasilitas memadai, akan menjadikan wilayah Kota Langgur yang terdiri dari 8 ohoi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2011 dapat benar-benar menjadi kota yang indah, nyaman dan berfungsi secara optimal untuk menunjang aktivitas warga Kota Langgur.(DS)