Malra, LiputanNusa.id- Berlangsung digedung serbaguna Anugerah Ohoijang digelar kegiatan Bimbingan Teknis Adopsi Kriteria CCRF Indikator EAFM Bagi Pelaku Usaha Untuk Mendukung Perikanan Berkelanjutan di Kabupaten Maluku Tenggara.
Kegiatan ini dibuka Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Maluku Tenggara, Ir Nikodemus Ubro, M, Si di Langgur, Senin 15/07/2024.
Kegiatan tersebut, diprakarsai oleh Politeknik Ahli Usaha Perikanan Jakarta, dengan melibatkan para nelayan tangkap, pengelola pemasar, pengusaha, Politeknik Perikanan Tual, Gota Supermarket dan perwakilan para Kepala Ohoi dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara.
Dengan menghadirkan para narasumber langsung dari Jakarta, kegiatan Bintek ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari dan melibatkan berbagai pihak terkait dengan dunia perikanan.
Penjabat Sekda dalam sambutannya mengatakan, bahwa kita patut bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, karena wilayah Kabupaten Maluku Tenggara dianugerahi dengan kekayaan laut yang besar berupa potensi perikanan tangkap.
Dimana letak geografis Maluku Tenggara berada pada 3 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), yakni WPP 718 yang meliputi Laut Arafura, WPP 714 yang meliputi Laut Banda, dan WPP 715 yang meliputi Laut Seram dengan total potensi perikanan pada ketiga WPP sebesar 4.669.030 ton per tahunnya,” jelasnya.
Lebih lanjut katanya, bila dibandingkan dengan capaian produksi tahun 2021 yakni 96.332.159 ton, pemanfaatan potensi perikanan masih kecil yaitu sekitar 2,06 persen. Selain itu, terdapat 68 pulau-pulau kecil yang membentuk selat dan teluk sebagai kawasan potensial pengembangan budidaya perikanan, dimana potensi lahan perikanan budidaya sebesar 14.138,86 hektar.
Ungkap Penjabat Sekda, dari gambaran potensi tersebut, berdasarkan arah dan kebijakan pembangunan Kabupaten Maluku Tenggara, Sektor Perikanan dan Pariwisata dijadikan sebagai Leading Sektor (Sektor Unggulan) agar dapat menggerakkan ekonomi daerah.
“Potensi sumber daya perikanan laut yang besar tersebut dapat diandalkan sebagai sumber penting bahan pangan, penghasil devisa daerah, penyedia lapangan kerja, serta menjadi sumber pendapatan yang potensial jika dikelola dan dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan,” terangnya.
Olehnya itu, pengelolaan sektor perikanan laut secara berkelanjutan harus mempertimbangkan tiga dimensi yang tak terpisahkan satu dengan yang lain,” jelasnya.(DS)