Jakarta, LiputanNusa.id- Gubernur Sulawesi Selatan, H Andi Sudirman Sulaiman, ST sutera coba dibangkitkan kejayaannya kembali, mengingat sutera pernah berjaya di Sulsel pada tahun 1963, namun kejayaan tersebut berangsur-angsur tenggelam seiring dengan pelarangan ekspor hingga keyakinan yang menjadi penyebabnya.
Gubernur menjelaskan, pada Talkshow sebagai rangkaian acara INACRAFT di Murai Room, JCC, Jakarta, bahwa telah melakukan berbagai langkah seperti menyiapkan lahan, membeli mesin dan lain sebagainya, dirinya
meminta Bupati Soppeng, H. Andi Kaswadi Razak, S.E. dan Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si. untuk kembali giat memproduksi sutera mengingat dua daerah tersebut adalah penghasil utama.
Ungkap Gubernur, target jumlah mesin yang dibutuhkan oleh Kabupaten Wajo dan Soppeng yang memiliki 4 juta pohon, penting untuk memenuhi target agar mesin bisa berjalan dan ulat itu bisa tetap hidup, dengan hidupnya ulat maka akan bisa memproduksi benang, tambahnya untuk membangkitkan kembali sutera akan dijadikan beragam bentuk salah satunya batik yang bisa dinikmati semua kalangan, otomatis sutera kembali terangkat dengan perawatan yang mudah.
Olehnya, saya bersama Kepala Daerah se-Sulsel mengajak para petani untuk menanam murbei karena murbei merupakan makanan kesukaan ulat, setelah makan otomatis ulat akan memproduksi benang. Dengan adanya benang mesin pembuat sutera akan berjalan, sehingga produksi sutera meningkat,
Menurutnya juga, perawatan sangat mudah dan akan memberikan cara merawat dan sama dengan kain yang lain, kain sutera akan sesederhana mungkin agar dinikmati menengah ke bawah, pengalaman kita kalau harga yang polos 1 juta setengah kalau menjadi batik bisa mahal, saya rasa tidak terlalu mahal kalau tidak ada tanggung jawab Provinsi satu pintu, saya yakin kejayaan sutera tidak terjadi karena ego daerah akan muncul.
Lebih jelas kata Gubernur, dia melihat dari sejarah bahwa kejayaan seperti manusia hidup, namun kita punya ekonomi politik yakni kebijakan pemerintah dalam menggenjot perekonomian untuk bertahan yakni bisa beradaptasi dengan produk yang bersaing, kita pernah menjadi pawangnya sutera di Soppeng dan Wajo, harus saling mengangkat agar meningkat dan tidak saling menjatuhkan.
Sebagai Gubernur, mengembalikan kejayaan dengan menanam murbei bersama petani, bahkan mesin kalau tidak jalan maka pekerja berhenti 90 persen di mesin itu, Bupati menyediakan petani, Pemprov menyiapkan murbei dan kami bantu mesin, buat kesepakatan dengan anggaran paling murah subsidi petani gratis dan memintal juga subsidi begitu juga dengan pesawat dikasih subsidi, menganggarkan biaya sedikit agar keuntungan masyarakat lebih banyak.
Sementara itu, Bupati Wajo mengatakan, dua tahun lalu mengirim 2 orang untuk magang di Thailand saat saya berada di sana melihat kesungguhan petani dan hasilnya sangat bagus, kenapa dulu selain komitmen, di tahun 2000-an ada pelarangan impor karena pohon yang dihasilkan perhutani selalu putus dan tidak berdaya saing sehingga pada saat masuk banyak petani murbei ke jagung, kalau dirawat bisa menghasilkan 18 juta perhektar agar menghasilkan pohon dan daun yang baik agar bisa dibeli Rp.60 ribu per kg dan ini akan mengalahkan gaji PNS.
Ungkap Bupati Soppeng, ada beberapa faktor keterpurukan sutera yakni penyakit, musim kemarau dan bibit maka kami mencoba mebginpro ke China, Itu dia tahun lebih baru dapat izin, saat itu kami bertengkar dengan itu kami bisa mendapatkan bibit, dia menyarankan masalah bibit ulat yang bisa adalah kemampuan perum dalam memproduksi telur, dirinya sangat optimis bisa mengangkat kejayaan kembali sutera dengan sistem itu.
Sutera ini adalah aset kita yang diambil kembali, kita memiliki resoesi ada tahapan untuk mengambil benih dari luar, kedepan sudah ada perencanaan membuat indukan sendiri agar menjadi ulat, kita beli telur dan pohonnya, setelah ini selesai baru kita pikirkan indukan agar semangat masyarakat heboh sudah ada produksi dan mulai Intervensi, kedepan akan diterapkan wisata
kita butuh dukungan pemerintah pusat untuk lintas negara, kita juga butuh investasi sebagai bagian sama yang paling penting bisa jadi dasar.
Mengakhirinya, Bupati Soppeng membenarkan bahwa pengembangan murbei akan menjadi pariwisata sutera alam dalam satu komplek yang dibuat kebun murbei, rumah pemeliharaan ulat kecil dan ulat besar dan masuk di Kokom, disampaikan bahwa Soppeng sudah melakukan yakni menetaskan telur dan diberikan ke masyarakat supaya percepatan kecepatan kejayaan sutera bisa terjaga.
Kami sudah berpikir ASN di Soppeng wajib pakai sutera untuk menjadi kebanggan, mudah-mudahan menjadi suatu motivasi agar pengembalian sutera bisa terwujud, yakin dan percaya, kita buktikan Gubernur sebagai nahkoda lanjutkan pelayaran.