
Jakarta, LiputanNusa.id- Di Indonesia, industri AI telah menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Indonesia terus mengukuhkan posisinya sebagai pusat inovasi teknologi di Asia Tenggara. Salah satu langkah penting dalam hal ini adalah komitmen terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI). Berbagai sektor, mulai dari kesehatan, perbankan, telko, logistik & transportasi, hingga pertanian, telah mulai mengadopsi solusi AI untuk mengoptimalkan operasional mereka.
Melalui perhelatan kegiatan Indonesia AI Innovation Challenge 2023 yang diprakarsai oleh Terre Tech Nusantara dan didukung penuh oleh Kemenperin RI, Kemenparekraf RI, Kominfo RI, KORIKA, APTIKNAS serta diorganised oleh NAGANAYA, telah menghasilkan 9 Finalis. Dalam babak Grand Final yang berlangsung pada tanggal 24 Agustus 2023 di Grand Ballroom JIExpo Kemayoran (bersamaan dengan Indonesia 4.0 Conference & Expo), akhirnya terpilih 3 tim pemenang yang sangat mengesankan dalam kompetisi yang sangat dinanti-nantikan ini. Berikut ulasannya
Grand Champion: SOMANSA
Somansa adalah startup yang berfokus pada pengembangan produk dan solusi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan kecepatan, akurasi, dan efisiensi dalam interpretasi radiologi dan analisis laboratorium. Produk unggulan mereka adalah platform AI yang dirancang khusus untuk membantu para profesional medis, terutama dokter, dalam membuat diagnosis yang lebih tepat dan mempercepat proses analisis laboratorium.
Somansa adalah sebuah startup yang didirikan oleh tiga individu berbakat asal Ternate, Maluku Utara, yang memiliki latar belakang yang unik. Pendiri utama sekaligus sebagai CEO adalah Letda Kes dr. Muhammad Sobri Maulana, S.Kom, CEH, OSCP, OSCE. Ia adalah seorang dokter militer TNI AU yang berdedikasi tinggi dengan pengalaman dalam bidang kedokteran dan keamanan siber. Terdapat dua pendiri lainnya, yaitu Muhammad Rahman Muttaqin, S.Kom, yang menjabat sebagai CTO, dan Dwitia Pratiwi, SKM, yang merupakan CMO dari Somansa. Semua pendiri memiliki latar belakang yang berbeda-beda dalam hal profesi dan minat, namun memiliki satu tujuan bersama yaitu meningkatkan dunia medis melalui kecerdasan buatan (AI).
Runner Up-1: AeroBuddy
AeroBuddy adalah platform AI yang dirancang untuk merampingkan pengambilan keputusan berbasis data di sektor penerbangan. Kecanggihan teknologi AI yang ada pada aerobuddy yaitu Dashboard Data Analytic Interactive dan Generative AI dengan front end landing page website. Generative AI yang dikembangkan tidak hanya sebatas Chat GPT, melainkan memberikan informasi detail terkait informasi apapun yang ingin ditanyakan tentang Perusahaan. Dalam lingkungan bisnis yang melibatkan hubungan B2B, B2C, dan B2G, aeroBuddy menghadirkan tiga skenario penggunaan utama yang krusial. Pertama, dengan analisis lalu lintas, aeroBuddy membantu mengatasi kesulitan memantau dan meramalkan lalu lintas dengan akurat, memberikan wawasan yang sangat dibutuhkan untuk operasi bandara yang efisien. Kedua, dalam ranah ritel dan bisnis, aeroBuddy menyoroti tantangan mengenali area perbaikan yang mendorong pertumbuhan pendapatan serta menawarkan pelayanan yang disesuaikan dengan pelanggan. Terakhir, aeroBuddy hadir untuk mengatasi hambatan analisis sentimen penumpang secara real-time, yang menjadi faktor penting dalam meningkatkan pengalaman penumpang di bandara.
Runner Up-2: LuDeSc
LUDESC mengembangkan teknologi self skrining untuk mendeteksi secara dini kelainan paru-paru berdasarkan suara pernafasan. Dilengkapi dengan sebuah hardware (IOT) untuk pengambilan suara pernafasan, yang kemudian akan diolah dengan model AI untuk mengklasifikasikan kelainan paru-paru, dan juga sebuah Aplikasi untuk memudahkan penggunanya dalam memantau kondisi paru-paru mereka. Melalui perekaman selama 5 detik, sistem akan merekam suara pernafasan pengguna dan kemudian akan memberikan feedback. (As.Foto:dok.pribadi)